PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN TGT BERBANTU MEDIA MAGIC
CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 01 KALICARI
SEMARANG
A.
Latar Belakang
Pendidikan adalah kebutuhan
yang paling mendasar pada masa sekarang ini sebagai sarana untuk pembentukan
warga negara yang cerdas, cakap, kreatif, bertanggung jawab dan berkualitas.
Seperti yang terkandung pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2
pasal 3:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan menjadi suatu alat untuk mengembangkan peserta
didik dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Dalam pendidikan
terdapat proses pembelajaran yang di dalamnya berlangsung proses belajar
mengajar.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi
Suryabrata, 1984:252) ”belajar merupakan
proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan
perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya”. Sedangkan “mengajar merupakan suatu proses, yakni proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Mengajar adalah
proses memberikan bimbingan/bantuan kepada siswa dalam melakukan proses
belajar”.
Djamarah dan Aswan (2010:39)
mengatakan bahwa “hakikat belajar mengajar adalah proses pengaturan yang
dilakukan oleh guru”
Guru menjadi salah satu faktor
penentu dalam keberhasilan proses pembelajaran. Guru dituntut untuk menyajikan
pembelajaran yang menarik dan bermakna dengan suasana yang menyenangkan.
Sehingga guru harus merancang suatu pembelajaran dengan baik untuk menunjang
keberhasilan proses pembelajaran.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan Ibu
Robiah, S.Pd selaku guru kelas V yang peneliti lakukan pada saat Magang 2 pada Sekolah Dasar Negeri 01 Kalicari Semarang, siswa
kurang memahami pada mata pelajaran Ipa yang susah untuk di pahami.
Hal ini dibuktikan dengan hasil
ulangan harian Ipa siswa kelas V SDN 01 Kalicari Semarang tahun 2015/2016 masih
banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM atau nilai kurang dari 70.
Dari 36 siswa terdapat 17 siswa yang mendapat hasil ulangan di bawah 70 Seperti
pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1
Persentase nilai ulangan Harian (UH) kelas V SDN 01 Kalicari Semarang tahun
2017/2018
Jumlah Siswa
|
Nilai <70
|
Nilai >70
|
36 siswa
|
17 siswa
|
19 siswa
|
Persentase
|
47,22%
|
52,78%
|
Kurangnya guru dalam menerapkan
model pembelajaran yang sesuai membuat tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai
dengan baik. Dari hasil observasi peneliti di SDN 01 Kalicari Semarang guru
masih menggunakan model pembelajaran konvensional satu arah sehingga
pembelajaran yang didapat oleh siswa kurang bermakna.
Alasan peneliti menggunakan
model pembelajaran TGT (team game
tournament) karena siswa bisa aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Rusman (2016:187) mengatakan
“pembelajaran kooperatif adalah yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan belajar.”.
Pembelajaran kooperatif akan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkelompok untuk menyelesaikan
game-game yang di berikan guru kepada siswa agar siswa dapat aktif dalam
mengikuti pembelajaran, dan pembelajaran dapat berslangsung secara dua arah.
Menurut Suprijono,
Agus (2010:54) “Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas
meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh
guru atau diarahkan oleh guru”.
Menurut Lie 2004 TGT memiliki 4 ciri-ciri yang yang
menjadi elemen-elemen TGT yang melandasi proses pembelajaran, yakni
1. Saling ketergantungan positif
2. Interaksi tatap muka
3. Akuntabilitas individual
4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Oleh sebab itu, seorang guru
hendaknya mampu memahami serta menguasai mata pelajaran yang disampaikannya terlebih
bila mata pelajaran yang akan disampaikan agara siswa dapat memahami. Selain
inovasi model pembelajaran serta pemahaman materi guru juga hendaknya
menggunakan media untuk menunjang
keaktifan serta pemahaman siswa.
Berdasarkan latar belakang di
atas untuk meningkatkan hasil belajar ip siswa pada materi gaya kelas V SDN 01 Kalicari
Semarang peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran TGT Berbantu Media Magic Circle Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Ipa Siswa Kelas V SDN 01 Kalicari Semarang”
A.
Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh model pembelajaran TGT berbantu media
Magic Circle untuk meningkatkan hasil belajar ipa materi gaya kelas V SDN 01 Kalicari
Semarang?”
B.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah
tersebut, maka tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran TGT untuk meningkatkan hasil belajar matematika
pada meteri gaya kelas V SDN 01 Kalicari Semarang.
C.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Manfaat Praktis
a.
Manfaat bagi siswa
1)
Meningkatkan pemahaman
siswa tentang gaya melalui pengalaman langsung.
2)
Siswa termotivasi
dalam belajar ipa.
3)
Muncul rasa percaya
diri pada siswa.
b.
Manfaat bagi guru
1)
Memberikan
pengalaman dan gagasan tentang model pembelajaran TGT
2)
Guru semakin
meningkat dalam proses belajar mengajar
c.
Manfaat bagi
sekolah
1)
Meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah.
2)
Menumbuhkan pembelajaran
siswa aktif di sekolah dan pembelajaran yang menyenangkan di kelas.
d.
Maanfaat bagi
peneliti
1)
Memberikan
pengalaman langsung dalam melakukan penelitian tentang variasi model
pembelajaran berbantu media.
2)
Memberikan
pengalaman dalam mengembangkan kreativitas.
2.
Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dalam penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai landasan teori untuk kegiatan-kegiatan inovasi pembelajaran
yang efektif, dapat juga bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah
wawasan tentang implementasi model-model pembelajaran terutama model team game tournament serta media yaitu
macig circle.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar